Dokumen ini berisi kumpulan kliping media cetak dari berbagai surat kabar yang terbit sekitar awal Februari 2009. Topik utamanya adalah prediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2009, dengan fokus pada pandangan dari Econit Advisory Group yang memprediksi pertumbuhan hanya sekitar 3,3% - 3,5% dan menyebut tahun 2009 sebagai "Tahun Pengerutan" (The Year of Retrenchment). Artike…
Dokumen ini berisi kliping artikel opini yang ditulis oleh Rizal Ramli di The Jakarta Post pada tahun 2011 dan 2012. Artikel-artikel tersebut membahas berbagai isu seperti anggaran negara, korupsi, hak asasi manusia (kasus Rohingya), tata kelola pemerintahan, demokrasi, dan kebijakan ekonomi. Rizal Ramli seringkali mengkritik kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kebijakan-kebijaka…
Artikel ini membahas ketidakjelasan tuntutan Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap Indonesia, lambannya pencairan dana bantuan, serta dampak ekonomi dan sosial yang terjadi. Artikel ini juga menyoroti pro-kontra penerapan currency board system (CBS) di Indonesia dan sikap IMF yang mengancam akan membekukan bantuan jika CBS diterapkan tanpa konsultasi. Beberapa pakar ekonomi dan pejabat peme…
Dokumen ini merupakan kumpulan kliping berita dari tahun 1999-2003 yang membahas peran IMF (International Monetary Fund) di Indonesia, khususnya terkait dengan kritik terhadap kebijakan IMF yang dinilai merugikan perekonomian Indonesia, isu utang, dan saran untuk mengakhiri kerja sama dengan IMF. Beberapa tokoh yang disebut dalam kliping ini antara lain Rizal Ramli, Jesus Estanisiao, Olam Chaip…
Artikel ini membahas permasalahan Rancangan Undang-undang Pembinaan Usaha Kecil (RUU PUK) yang menurut Dr. Rizal Ramli, pengamat ekonomi, lahir "cacat". Ia mengkritik RUU PUK karena tidak efektif dalam menyelesaikan masalah Usaha Kecil, adanya tumpang tindih lembaga pembina, serta praktik penyaluran kredit yang tidak merata dan tidak tepat sasaran. Artikel ini juga membandingkan pengalaman Indo…
Dokumen ini berisi kumpulan artikel berita yang membahas masalah anjloknya harga gabah petani di Indonesia pada awal tahun 2000. Artikel-artikel tersebut menyoroti dampak negatif dari penurunan harga ini terhadap kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional. Econit Advisory Group secara konsisten memberikan analisis dan rekomendasi kepada pemerintah, termasuk perlunya pembelian gabah seca…
Dokumen ini adalah "WARTA ISEI" edisi September - Oktober 1995, sebuah forum komunikasi intern keluarga besar ISEI. Edisi ini menyoroti masalah peningkatan daya saing dan efisiensi dengan menampilkan Keynote Address Gubernur Bank Indonesia Prof. Dr. J. Soedradjad Djiwandono pada Sidang Pleno ISEI ke-8 di Manado. Dokumen ini juga memuat ringkasan makalah yang dipresentasikan pada sidang pleno te…
Artikel ini membahas dugaan rekayasa metodologi dalam penghitungan data kemiskinan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada periode Maret 2006-Maret 2007. Mantan Menkeu Rizal Ramli menduga bahwa rekayasa metodologi ini dibantu oleh tenaga ahli dari Bank Dunia untuk kepentingan program Bank Dunia di Indonesia. Rizal Ramli juga menyoroti perbedaan data kemiskinan pemerintah dengan data versi Bank Du…
Artikel ini membahas deklarasi Komite Bangkit Indonesia (KBI) yang digagas oleh Dr. Rizal Ramli. KBI bertujuan untuk menemukan "jalan baru" bagi kebangkitan Indonesia setelah kegagalan "jalan neoliberal" selama 40 tahun. Rizal Ramli juga mengkritisi kebijakan ekonomi pemerintah yang dianggap tidak pro-rakyat dan menolak beberapa tawaran jabatan menteri di era pemerintahan yang berbeda karena pe…
Artikel-artikel ini membahas tentang uji materiil UU No 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang di Mahkamah Konstitusi. Rizal Ramli dan Surya Candra berpendapat bahwa beberapa undang-undang di Indonesia, termasuk UU Kepailitan, lebih mengamankan kepentingan pemodal asing dan kreditor daripada hak-hak warga negara, khususnya buruh. Disoroti perbedaan penangana…
Artikel ini membahas pandangan Rizal Ramli mengenai kebijakan uang ketat yang diterapkan pemerintah untuk mengatasi krisis finansial. Menurutnya, kebijakan tersebut keliru dan menyarankan pemerintah untuk menurunkan suku bunga bank agar sektor riil bisa berjalan, serta tidak hanya menuruti kemauan IMF. Ia juga menyoroti bahwa kenaikan inflasi bukan hanya akibat kebijakan tersebut, melainkan kar…
Artikel ini membahas kritik Komite Bangkit Indonesia (KBI) terhadap tim ekonomi pemerintah yang dinilai "mistis dan asal bapak senang (ABS)" dalam mengantisipasi harga minyak hingga US$100 per barel. Kritik ini didasarkan pada sembilan langkah fiskal yang disiapkan pemerintah. Rizal Ramli, Ketua Umum KBI, berpendapat bahwa sembilan langkah tersebut tidak cerdas dan lebih mengedepankan sikap ABS…
Dokumen ini adalah artikel berita dari harian Kompas yang melaporkan rencana Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk memperluas audit di kegiatan usaha hilir migas, khususnya pada perdagangan minyak dan trader minyak, menyusul indikasi adanya penyimpangan dan dominasi perusahaan tertentu dalam pengadaan minyak dan BBM. Ketua BPK Anwar Nasution menyatakan tim akan bekerja setelah Lebaran dan berang…
Dokumen ini berisi beberapa artikel ekonomi dari majalah Tempo, edisi 30 Maret 2008. Topik-topik yang dibahas meliputi: Kolapsnya maskapai Adam Air setelah pecahnya kongsi antara Hary Tanoesoedibjo (PT Bhakti Investama) dan keluarga Suherman. Artikel ini merinci konflik internal, tuduhan ketidaktransparanan, masalah keuangan, dan insiden penerbangan Adam Air. Tantangan pemerintah Indonesia da…
Artikel ini membahas mengenai format privatisasi BUMN yang tepat agar tidak merugikan negara. Penulis menganalisis beberapa kasus privatisasi BUMN di Indonesia, seperti BNI, PGN, Semen Gresik, BCA, dan Indosat, yang dinilai tidak optimal hasilnya. Penulis juga mengemukakan problem-problem privatisasi BUMN di Indonesia, antara lain ketergantungan pada keputusan politik DPR dan kaitannya dengan p…
Rizal Ramli, Ketua Komite Bangkit Indonesia (KIB), mengkritik kebijakan ekonomi pemerintah. Ia menyatakan bahwa Indonesia kaya sumber daya alam, namun pemimpinnya bermental inlander, sehingga "cawan emas" digunakan untuk "ngemis uang pinjaman recehan". Sebagai contoh, ia menyebut utang ke Bank Dunia sebesar 300 juta dolar AS dengan syarat perubahan UU Migas, yang salah satu pasalnya membatasi…
Dokumen ini membahas mengenai seruan Komite Bangkit Indonesia yang dimotori Rizal Ramli untuk membatalkan kebijakan pengalihan subsidi BBM. Komite ini mendorong penyelesaian masalah BLBI, renegosiasi utang luar negeri, dan konversi BBM ke gas untuk kendaraan umum sebagai solusi menghadapi pembengkakan subsidi akibat lonjakan harga minyak mentah dunia. Iman Sugema dari Komite Indonesia Bangkit j…
Artikel ini membahas rencana pemerintah Indonesia untuk membatasi penggunaan BBM jenis Premium bersubsidi (oktan 88) dan mengalihkannya ke Pertamax (oktan 90). Komite Bangkit Indonesia (KBI), diwakili oleh Ketua Umum Rizal Ramli, menolak rencana ini karena dinilai berpotensi menimbulkan masalah bahkan kerusuhan, serta menunjukkan kepanikan pemerintah. Ekonom Indef Iman Sugema, pengamat ekonomi …
Artikel ini membahas penolakan Komite Bangkit Indonesia (KBI) terhadap rencana pemerintah membatasi konsumsi premium bersubsidi dan mengalihkannya ke premium beroktan 90 dan Pertamax. KBI berpendapat bahwa kebijakan tersebut berpotensi menimbulkan masalah baru seperti kepanikan dan penyelundupan. Ketua Umum KBI Rizal Ramli mengemukakan alternatif lain seperti negosiasi ulang utang luar negeri, …
Artikel ini membahas dugaan rekayasa data kemiskinan dan pengangguran oleh pemerintah SBY-Kalla pada tahun 2007. Rizal Ramli, Ketua Tim Indonesia Bangkit (TIB) dan bekas Menko Ekuin, menyatakan bahwa data kemiskinan dihitung sebelum kenaikan BBM, sehingga seolah-olah tingkat kemiskinan menurun. Ia menuding rekayasa metodologi ini dibantu oleh staf Bank Dunia. Adhie M Massardi menambahkan bahwa …
Artikel ini membahas kritik terhadap pemerintah Indonesia yang menerapkan kebijakan ekonomi neoliberal, atau "Washington Consensus," yang diklaim Rizal Ramli (mantan menko perekonomian) telah menyebabkan kemiskinan struktural dan peningkatan pengangguran. Pengaruh neoliberal terlihat dalam kebijakan yang mendukung kepentingan pemilik modal asing, seperti dalam UU Minyak dan Gas yang membatasi p…
Dokumen ini merupakan berita dari surat kabar Pelita yang diterbitkan pada 27 Desember 2007. Berita ini menyoroti pandangan Rizal Ramli yang mengkritik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena dianggap tidak mampu mengangkat kesejahteraan rakyat. Rizal Ramli membandingkan kondisi ekonomi tahun 1997-1998 dengan tahun 2007, menyatakan bahwa meskipun konglomerat dan profesional telah bangkit…
Artikel ini membahas bantahan terhadap pernyataan Presiden SBY bahwa pemerintahannya sudah berjalan di jalur yang benar ("on the right track"). Rizal Ramli, mantan Menko Perekonomian, mengkritik kebijakan ekonomi pemerintah SBY-JK, khususnya terkait penyerahan stabilitas harga komoditas pada mekanisme pasar yang mengakibatkan kenaikan harga bahan pokok dan pelemahan masyarakat. Ia juga menyorot…
Dokumen ini berisi wawancara dengan Rizal Ramli mengenai kritiknya terhadap kebijakan pemerintah yang pro pasar bebas dan menyebabkan kemiskinan petani, kenaikan harga kebutuhan pokok, serta ketergantungan pada impor. Rizal Ramli juga mengkritik kurangnya kemampuan pemerintah dalam mengantisipasi masalah pangan dan solusi yang ditawarkan.
Artikel ini membahas kasus dugaan penyimpangan dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli menyatakan bahwa Lembaga Moneter Internasional (IMF) paling bertanggung jawab karena memaksa penutupan 16 bank pada November 1997 tanpa persiapan memadai, yang menyebabkan penarikan tabungan massal, anjloknya nilai rupiah, dan aliran modal keluar. Rizal juga menyar…
Artikel ini membahas kelemahan manajemen fiskal Indonesia yang terulang kembali pada tahun 2008, dampak kenaikan harga minyak dan pangan dunia terhadap ekonomi Indonesia, serta kritik terhadap kebijakan pemerintah terkait pertanian, energi, dan program pengentasan kemiskinan. Penulis menyoroti masalah inflasi makanan, percepatan de-industrialisasi, kelambanan pembangunan infrastruktur, dan kega…
Dokumen ini membahas kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2008 yang digambarkan sebagai "Tahun Balon" oleh lembaga riset Econit. Artikel ini menyoroti tiga gelombang krisis ekonomi ("tsunami ekonomi") yang melanda Indonesia: krisis harga BBM, krisis karbohidrat (beras, terigu, gula), dan krisis protein (kedelai, minyak goreng). Dijelaskan bahwa harga sembako melambung tinggi, dan kasus-kasus se…
Artikel ini membahas prediksi Econit mengenai perekonomian Indonesia pada tahun 2008 yang akan menghadapi guncangan akibat derasnya aliran modal spekulatif (hot money), ancaman harga pangan, dan gejala kredit macet. Direktur Utama Econit, Rizal Ramli, menyatakan tahun 2008 sebagai "tahun balon" karena telah terbentuk dan diperkirakan akan semakin menggelembungnya "financial bubble" sejak 2007, …
Artikel ini membahas kekhawatiran Econit Advisory Group tentang perekonomian Indonesia pada tahun 2008 yang digambarkan seperti "balon finansial" yang rentan kempis atau meledak. Ketua Econit, Rizal Ramli, menjelaskan bahwa penggelembungan ini tidak didukung oleh produktivitas, daya saing, dan investasi sektor riil. Ia memperingatkan risiko terulangnya krisis ekonomi 1997-1998 jika balon terseb…