Artikel ini membahas peringatan dari Komite Bangkit Indonesia (KBI) mengenai potensi kerusuhan akibat program pembatasan premium. Rizal Ramli menyebut kebijakan ini tidak cerdas dan akan menimbulkan keributan. Ia juga menawarkan beberapa solusi untuk menutupi defisit akibat kenaikan harga minyak dunia, seperti mengawasi manipulasi hasil produksi Migas, menghapus peran broker, membeli minyak men…
rtikel ini berisi wawancara dengan Direktur ECONIT Rizal Ramli, mantan Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan di era kepemimpinan Gus Dur. Ia berpendapat bahwa ekonomi Indonesia terpuruk akibat pemerintah tidak punya visi, yang ditandai dengan peningkatan pengangguran akibat deindustrialisasi. Rizal Ramli mengkritik klaim pemerintah Megawati bahwa kondisi ekonomi membaik, karena perbaikan yang…
Artikel ini membahas kinerja makroekonomi Indonesia pada tahun 2007 yang dianggap lumayan baik, terutama karena peningkatan ekspor dan aliran modal spekulatif. Namun, penulis menyoroti pembentukan "balon finansial" yang diperkirakan akan semakin membesar pada tahun 2008, dengan kesenjangan yang melebar antara sektor finansial dan sektor riil. Artikel ini juga membahas kemungkinan resesi di Amer…
Artikel ini membahas dugaan kesulitan yang dihadapi sejumlah pengusaha besar dalam memperpanjang utang luar negeri mereka, terutama setelah kemerosotan nilai tukar rupiah dan krisis valuta asing. Beban ini sangat dirasakan oleh peminjam yang tidak melakukan hedging. Penjadwalan kembali utang menjadi pilihan utama, namun tergantung pada kesediaan pemberi pinjaman. Artikel ini juga menyoroti kekh…
Artikel ini membahas analisis dan proyeksi ekonomi Indonesia tahun 1996 oleh ECONIT Advisory Group. Mereka meramalkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,3%, namun dengan "awan mendung" berupa defisit transaksi berjalan yang tinggi dan inflasi. Artikel ini juga menyoroti bahaya "angin Taifun" (gejolak finansial global) dan pentingnya pengelolaan ekonomi yang konservatif. Pembahasan juga menyentuh kon…
Dokumen ini adalah siaran pers tentang Proyek Percepatan dan Diversifikasi Listrik (PPD-Listrik) yang diluncurkan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, menyatakan bahwa target pembangunan 35.000 MW tidak realistis dan dapat membahayakan keuangan PLN karena akan ada surplus kapasitas sebesar 21.331 MW yang harus dibayar ol…
Dokumen ini mengusulkan "Skenario Indonesia bangkit" yang berisi 15 langkah strategis untuk pemulihan ekonomi, terdiri dari 7 langkah jangka pendek dan 8 langkah jangka panjang. Langkah pertama yang disarankan adalah mengakhiri program Dana Moneter Internasional (IMF) karena dampaknya yang negatif terhadap kebangkrutan usaha, perbankan nasional, dan peningkatan utang. Dokumen ini juga mengusulk…
Artikel ini membahas tiga tantangan utama yang dihadapi Indonesia setelah era Orde Baru: transisi menuju demokrasi, pemulihan ekonomi, dan implementasi desentralisasi. Dokumen ini menyoroti bahwa meskipun ekonomi menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada tahun 2000, masih ada kelemahan yang perlu ditangani, terutama nilai tukar rupiah yang lemah dan kenaikan suku bunga. Rizal Ramli berpendapat bah…
Dokumen ini berisi desakan dari Komite Bangkit Indonesia (KBI) agar pemerintah membatalkan rencana pengalihan premium oktan 88 ke oktan 90. Rizal Ramli, Ketua Umum KBI, berpendapat bahwa pemerintah seharusnya menindak tegas para "mafia minyak" atau broker yang mengambil untung dari impor minyak, serta menegosiasi ulang utang-utang yang tidak seharusnya dibayar. Selain itu, pengamat ekonomi Iman…
Artikel ini membahas sosok Rizal Ramli, yang meskipun populer di dalam negeri, masih dinilai keliru oleh sebagian elite ekonomi sebagai figur anti-pasar dan inward looking. Dokumen ini membuktikan sebaliknya dengan menunjukkan partisipasinya dalam The United Nation's Second Advisory Panel Meeting di New York dan Washington DC pada Juni 2012, di mana ia akan memaparkan enam makalah. Sebagai pena…
Artikel ini berisi pandangan Rizal Ramli mengenai kondisi ekonomi Indonesia. Ia memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia akan mengalami titik balik kebangkitan pada semester pertama 2006, namun ternyata prediksinya meleset. Ia mengkritik tim ekonomi pemerintahan yang dinilainya terlalu fokus pada indikator finansial dan mengabaikan sektor riil. Akibatnya, terjadi kelumpuhan pemerintahan (governmen…
Artikel ini berpendapat bahwa target infrastruktur pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak realistis dan persiapannya tidak memadai. Enam bulan setelah acara "Infrastructure Summit" pada Januari 2005, belum ada satu pun proyek infrastruktur yang dilaksanakan. Tim Ekonomi kabinet dinilai gagal memahami masalah riil dalam pembangunan infrastruktur. Penulis mengkritik target pembangunan …
Artikel ini adalah wawancara dengan Rizal Ramli, Ketua KBI, mengenai tuduhan bahwa ia akan ditangkap karena diduga mendalangi demonstrasi menolak kenaikan BBM. Rizal Ramli menilai proses pemeriksaan tersebut bermuatan politik dan merupakan upaya pembunuhan karakter. Menanggapi isu ini, ia melakukan 'Safari Demokrasi' dengan mengunjungi tokoh-tokoh nasional seperti Taufik Kiemas, Amien Rais, dan…
Dokumen ini berisi transkrip pidato Dr. Rizal Ramli yang disampaikan pada acara KONSOLIDASI NASIONAL PEMUDA, MAHASISWA DAN AKTIVIS PERGERAKAN di Wisma PKBI, Jakarta Selatan, pada 24 April 2008. Pidato ini kemudian menjadi dasar bagi pemanggilan Dr. Rizal Ramli sebagai TERSANGKA oleh Direktur Keamanan & Trans Nasional Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Drs Badrodin Haiti pada 5 Januari 2009. D…
Dokumen ini menganalisis program Inpres Desa di Indonesia, dengan fokus pada ekonomi "Swadaya" (partisipasi masyarakat dalam bentuk kontribusi tenaga kerja atau material). Penulis membahas tujuan program Inpres Desa untuk mengembangkan infrastruktur desa dan meningkatkan kemandirian desa melalui gotong royong. Dokumen ini juga menganalisis variasi kinerja regional dalam implementasi program ini…
Dokumen ini merupakan wawancara dengan Dr. Rizal Ramli, Capres Dewan Integritas Bangsa dan Mantan Menteri Koordinator Perekonomian RI, yang diterbitkan di harian Rakyat Merdeka. Dalam wawancara ini, Rizal Ramli menyatakan bahwa setelah 63 tahun merdeka, mimpi mayoritas rakyat Indonesia belum terwujud dan sebagian besar masih kesulitan. Ia tertarik mengikuti konvensi DIB karena integritas tokoh-…
Dokumen ini merupakan studi kasus mengenai rancangan kebijakan ekonomi internasional untuk negara berkembang, dengan fokus pada Kolombia. Studi ini menganalisis permasalahan ekonomi Kolombia seperti penurunan pertumbuhan PDB, kesulitan impor, kapasitas berlebih, pengangguran tinggi, dan masalah neraca pembayaran. Tim studi mengembangkan kebijakan promosi ekspor dengan menganalisis sektor-sektor…
Artikel ini merupakan rubrik "Pro Kontra" yang menampilkan pandangan dari dua orang: Bismar Siregar (saat itu Hakim Agung RI) vs R. Ramli (saat itu Group Managing Director, Econit Advisory Group). Dokumen ini membahas polemik seputar status hukum dua pejabat tinggi, Sudomo dan J.B. Sumarlin, dalam kasus skandal kredit Bapindo yang melibatkan Eddy Tansil senilai Rp1,3 triliun. Artikel ini menyaj…
Paper yang membahas dampak pengetatan moneter bagi perekonomian Indonesia. Indonesia sebetulnya telah melakukan sejumlah kebijaksanaan yang merupakan manifestasi dari pengetatan moneter, yaitu kebijaksaan uang ketat sejak akhir tahun lalu. Pada waktu itu, alasan utama pengetatan moneter adalah kekhawatiran terhadap bahaya inflasi. Jika seandainya dilakukan langkah pengetatan moneter lebih lanj…
Paper yang menganalisis sejumlah saran yang diungkapkan selama sidang CGI di Paris. Penulis membahas secara detail plus dan minus saran-saran hasil sidang CGI tersebut. Menurut penulis, saran-saran tersebut tidak semuanya benar dalam konteks penerapannya di Indonesia.
Paper yang menganalisis sejumlah saran yang diungkapkan selama sidang CGI di Paris. Penulis membahas secara detail plus dan minus saran-saran hasil sidang CGI tersebut. Menurut penulis, saran-saran tersebut tidak semuanya benar dalam konteks penerapannya di Indonesia.
Paper yang menjadi Kata Pengantar untuk buku "Globalisasi Menghempas Indonesia" (LP3ES, 2006). Pada Kata Pengantar ini penulis memaparkan berbagai mitos dan kegagalan program IMF di Indonesia. Mitos bahwa IMF sebagai dewa penyelamat ekonomi, ternyata adalah dewa amputasi ekonomi di mana biaya amputasinya itu dibebankan kepada negara yang menjadi pasien IMF.
Paper yang membahas tentang Initial Public Offering (IPO) PT Telkom Indonesia. Pada paper ini dijelaskan tentang faktor positif yang mendukung IPO PT Telkom Indonesia. Sayangnya, faktor-faktor positif itu ternyata tidak bisa dimanfaatkan, terbukti dengan jatuhnya harga saham perdana PT Telkom di pasar domestik maupun internasional. Penulis kemudian membahas sebab-sebab kejatuhan tersebut. Ke…
Paper yang memaparkan pandangan penulis tentang pembelian pesawat Sukhoi pada sidang Panja Sukhoi, Komisi I DPR RI, 7 Juli 2003. Penulis menyatakan bahwa rencana pembelian pesawat Sukhoi ini tidak efisien karena maintenane dan spareparts yang berbeda. Motif pembelian ini tidak jelas dan tidak terkait dengan kepentingan strategis pertahanan nasional.
Pointer pidato dalam Konbes NU
Paper yang membahas tentang Paket Deregulasi 27 Juni 1994. Pada dasarnya sebuah paket deregulasi adalah langkah positif untuk meningkatkan efesiensi ekonomi nasional. Akan tetapi, sayangnya ise Paket Deregulasi 27 Juni 1994 ini tidak cukup kuat dan menyeluruh untuk menghadapi tantangan kesepakatan GATT. Timing dikeluarnya deregulasi ini menguatkan dugaan bahwa deregulasi ini dikeluarkan untuk m…
Paper yang membahas tentang deregulasi yaang dikeluarkan oleh Menko Ekuin tentang industri otomotif. Deregulasi ini merupakan salah satu batu ujian bagi pemerintah apakah betul-betul serius untuk meningkatkan efesiensi dan mendorong rasionalisasi di industri otomotif yang merupakan salah satu industri pemboros devisa negara
Paper yang membahas tentang deregulasi yaang dikeluarkan oleh Menko Ekuin tentang industri otomotif. Deregulasi ini merupakan salah satu batu ujian bagi pemerintah apakah betul-betul serius untuk meningkatkan efesiensi dan mendorong rasionalisasi di industri otomotif yang merupakan salah satu industri pemboros devisa negara
Paper yang membahas tentang sistem neo-liberalisme dalam bidang ekonomi yang menghasilkan jerat utang bagi negara-negara berkembang yang terjerat di dalamnya. Melalui kebijakan yang disebut dengan Konsensus Washington, di mana di balik kebijakan tersebut tersembunyi kepentingan-kepentingan negara adikuasa untukmenguaai perekonomian negara- negara berkembang. Kebijakan Konsensus Washington serin…