Wawancara dengan Rizal Ramli mengenai kondisi perekonomian Indonesia yang menunjukkan tanda-tanda krisis ekonomi jilid dua pada tahun 2005. Rizal Ramli mengkritik kinerja tim ekonomi pemerintah, khususnya terkait penanganan subsidi BBM, kenaikan harga minyak internasional, dan keterlambatan pembayaran tagihan Pertamina oleh Depkeu. Ia juga membahas peran Bank Indonesia dalam menstabilkan monete…
Dokumen ini membahas penurunan nilai Dolar AS di awal tahun 2003, yang mencapai level terendah dalam 18 bulan terhadap Euro. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penurunan ini meliputi kekhawatiran perang dengan Irak, perjuangan melawan terorisme, meningkatnya ketegangan antara Korea Utara dan AS, defisit neraca pembayaran AS, dan tingkat suku bunga rendah untuk Dolar AS. Dokumen ini juga …
Artikel ini membahas mengenai pentingnya tindakan konkret setelah dukungan psikologis dari IMF untuk menguatkan rupiah. Rijanto Sastroatmojo menekankan agar syarat-syarat IMF diperhatikan betul, seperti pembatasan proyek dana besar dan penghilangan unsur monopoli/oligopoli. Ia juga menyebutkan bahwa keberhasilan misi IMF akan menentukan pulihnya kondisi moneter. Rizal Ramli memahami langkah pem…
Paper yang membahas tentang euforia berlebihan tentang pemulihan ekonomi Indonesia. Beberapa waktu terakhir ini tampak suatu euforia yang berlebihan di media massa, bahwa perekonomian Indonesia sudah betul-betul pulih. Landasan yang menjadi dasar penilaian tersebut terutama adalah penguatan nilai tukar rupiah dan indeks harga saham di bursa efek Jakarta. Harus diakui, dari satu segi, euforia te…
Paper yang menganalisis secara kritis pernyataan dan kekhawatiran Menko Dorodjatun Kuntjoro-Jakti tentang pemutusan hubungan kerja sama Indonesia dengan IMF. Penulis menganalisis dan mengkritisi risiko-risiko yang dikhawatirkan Menko Dorodjatun Kuntjoro-Jakti. Mulai dari risiko terhadap cadangan devisa, resiko terhadap rupiah, risiko terhadap kreditor lain, dan risiko terhadap APBN.