Artikel ini membahas analisis dan proyeksi ekonomi Indonesia tahun 1996 oleh ECONIT Advisory Group. Mereka meramalkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,3%, namun dengan "awan mendung" berupa defisit transaksi berjalan yang tinggi dan inflasi. Artikel ini juga menyoroti bahaya "angin Taifun" (gejolak finansial global) dan pentingnya pengelolaan ekonomi yang konservatif. Pembahasan juga menyentuh kon…
Artikel ini melaporkan bahwa data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang penurunan pengangguran dinilai janggal oleh Tim Indonesia Bangkit (TIB). TIB berpendapat bahwa penurunan tingkat pengangguran terbuka yang diumumkan BPS tidak mencerminkan kondisi riil masyarakat. Kejanggalan ini, menurut TIB, disebabkan oleh peningkatan drastis pada rasio penciptaan lapangan kerja, peningkatan jumlah pekerja…
Artikel ini berisi laporan bahwa Tim Indonesia Bangkit (TIB) mendesak DPR untuk membentuk Panitia Khusus (Pansus) guna mengkaji kredibilitas dan independensi Badan Pusat Statistik (BPS). TIB berpendapat bahwa data yang disajikan oleh BPS jauh dari fakta di lapangan dan cenderung bisa diintervensi oleh pemerintah. Kepala BPS, Rusman Heriawan, menanggapi bahwa data BPS bersifat objektif dan terbu…
Artikel ini membahas keraguan terhadap independensi dan kredibilitas Badan Pusat Statistik (BPS) setelah lembaga tersebut mengumumkan penurunan angka pengangguran dan inflasi. Tim Indonesia Bangkit (TIB) meminta DPR untuk menyelidiki kredibilitas BPS karena data yang dirilis dianggap tidak sesuai dengan kenaikan harga kebutuhan pokok di lapangan, terutama beras. TIB menyoroti bahwa metode pengh…
Artikel ini membahas keraguan yang diungkapkan oleh Tim Indonesia Bangkit mengenai independensi Badan Pusat Statistik (BPS). Juru bicara tim, Hendri Saparini, menyatakan bahwa posisi BPS di bawah Bappenas membuka peluang intervensi pemerintah, yang dibuktikan dengan adanya beberapa data yang dianggap tidak akurat, seperti data inflasi. Di sisi lain, Kepala BPS, Rusman Heriawan, membantah adanya…
Paper yang membahas optimisme pemerintah dalam perbaikan ekonomi nasional. Menurut penulis, optimisme tersebut harus dilaksanakan dengan terlebih dahulu memperhatikan indikator-indikator makroekonomi sehingga optimisme itu menjadi terukur dan tidak over.
Paper yang membahas tentang kegagalan IMF di Indonesia. Sejak dirawat IMF hingga kini, Indonesia tidak menunjukkan tanda-tanda vital kesembuhan ekonomi, malah semakin parah. Bila sudah begini, masih relevankah pertanyaan tentang perpanjangan kontrak dengan IMF dikemukakan? Mumpung bulan November belum tiba.
Usulan Menristek B.J. Habibie untuk menurunkan tingkat bunga sampai kira-kira dua kali tingkat bunga di Jepang mendapat kritikan dari penulis. Penulis menyimpulkan bahwa usulan tersebut merupakan sesuatu yang menarik dan populer. Akan tetapi, banyak pendekatan yang populer yang misleading. Penulis mengemukankan analisis jika tingkat bunga diturunkan, mulai dari segi struktur industri perbank…