Perpustakaan Inisiatif Rizal Ramli

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Indonesia Welcomes Improved Cooperation with the IMF and World Bank
Penanda Bagikan

document online (PDF)

Indonesia Welcomes Improved Cooperation with the IMF and World Bank


Dokumen ini merupakan pembaruan mengenai perekonomian Indonesia pada Februari/Maret 2001. Poin-poin utamanya meliputi:
Kerja sama dengan IMF: Indonesia dan IMF telah mencapai kesepahaman mengenai amandemen Undang-Undang Bank Indonesia, dengan penekanan pada independensi dan akuntabilitas Bank Indonesia. IMF juga mengakui kemajuan Indonesia dalam desentralisasi dan transparansi restrukturisasi perusahaan.
Dukungan AS: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli bertemu dengan Menteri Keuangan AS Paul O'Neill, yang menegaskan dukungan AS terhadap program pemulihan ekonomi Indonesia.
Peninjauan IAP: Panel Penasihat Internasional Presiden Wahid (IAP) menyoroti pentingnya Indonesia membangun pemulihan ekonomi yang menjanjikan, serta menyerukan peningkatan pemberantasan korupsi.
Kinerja Ekonomi: Dokumen ini menyajikan data tentang pertumbuhan PDB, surplus perdagangan (Januari 2001: US$1,82 miliar), cadangan devisa (28 Februari 2001: US$29,09 miliar), inflasi, dan suku bunga SBI satu bulan.
Strategi Bantuan Bank Dunia: Strategi Bantuan Negara (CAS) baru Bank Dunia untuk Indonesia berfokus pada tingkat pinjaman yang lebih rendah dan pergeseran ke pinjaman konsesional (IDA) untuk program pengentasan kemiskinan, dengan tujuan mengurangi persyaratan pembayaran utang berdaulat.
Program Pemulihan Ekonomi Sepuluh Poin "Indonesia Membangun Kembali":
Peningkatan pendapatan ekspor non-migas: Pemerintah akan menginvestasikan sekitar US$45 juta untuk memperluas dua pelabuhan perikanan besar di Bitung dan Tual.
Akselerasi restrukturisasi perbankan dan swasta: IBRA melanjutkan restrukturisasi utang 13 dari 50 obligor teratas, termasuk Grup Danamon. IBRA juga menjual aset dan menyelesaikan divestasi saham di First Pacific. FSPC menyetujui restrukturisasi utang anak perusahaan Kodel Group. Jakarta Initiative Task Force (JITF) telah menyelesaikan restrukturisasi utang perusahaan senilai US$10,10 miliar.
Pendekatan penciptaan nilai dalam privatisasi aset milik negara: Industri telekomunikasi mulai terbuka untuk persaingan (Telkom dan Indosat mengakhiri cross holdings). PT Pupuk Kaltim berencana untuk berpisah dari PT Pupuk Sriwijaya sebelum IPO.
Rencana privatisasi 2001: Pemerintah berencana memprivatisasi 16 BUMN untuk mencapai target pendapatan Rp 6,5 triliun (US$677 juta), termasuk Indofarma, Pupuk Kaltim, Kimia Farma, Bank Mandiri, Telkom, dan Indosat.
Memenuhi target desentralisasi ekonomi: Pemerintah akan merevisi undang-undang otonomi daerah untuk memberikan kejelasan lebih lanjut.
Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam: Regulasi baru untuk sektor kehutanan membatasi kepemilikan lahan hutan.
Pengembangan UMKM: IBRA meluncurkan kembali Program Khusus Percepatan II untuk debitur ritel dan UMKM dengan pinjaman di bawah Rp 5 miliar.


Ketersediaan
#
Belum memasukkan lokasi RR.EKO
P00568S
Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
UPDATE ON THE INDONESIAN ECONOMY
No. Panggil
RR.EKO
Penerbit
: The Coordinating Ministry for Economic Affairs, Government of the Republic of Indonesia., 2001
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
English
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
IMF
Ekonomi Indonesia
Privatisasi
Info Detail Spesifik
Dokumen ini merupakan pembaruan mengenai perekonomian Indonesia pada Februari/Maret 2001. Poin-poin utamanya meliputi: Kerja sama dengan IMF: Indonesia dan IMF telah mencapai kesepahaman mengenai amandemen Undang-Undang Bank Indonesia, dengan penekanan pada independensi dan akuntabilitas Bank Indonesia. IMF juga mengakui kemajuan Indonesia dalam desentralisasi dan transparansi restrukturisasi perusahaan. Dukungan AS: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli bertemu dengan Menteri Keuangan AS Paul O'Neill, yang menegaskan dukungan AS terhadap program pemulihan ekonomi Indonesia. Peninjauan IAP: Panel Penasihat Internasional Presiden Wahid (IAP) menyoroti pentingnya Indonesia membangun pemulihan ekonomi yang menjanjikan, serta menyerukan peningkatan pemberantasan korupsi. Kinerja Ekonomi: Dokumen ini menyajikan data tentang pertumbuhan PDB, surplus perdagangan (Januari 2001: US$1,82 miliar), cadangan devisa (28 Februari 2001: US$29,09 miliar), inflasi, dan suku bunga SBI satu bulan. Strategi Bantuan Bank Dunia: Strategi Bantuan Negara (CAS) baru Bank Dunia untuk Indonesia berfokus pada tingkat pinjaman yang lebih rendah dan pergeseran ke pinjaman konsesional (IDA) untuk program pengentasan kemiskinan, dengan tujuan mengurangi persyaratan pembayaran utang berdaulat. Program Pemulihan Ekonomi Sepuluh Poin "Indonesia Membangun Kembali": Peningkatan pendapatan ekspor non-migas: Pemerintah akan menginvestasikan sekitar US$45 juta untuk memperluas dua pelabuhan perikanan besar di Bitung dan Tual. Akselerasi restrukturisasi perbankan dan swasta: IBRA melanjutkan restrukturisasi utang 13 dari 50 obligor teratas, termasuk Grup Danamon. IBRA juga menjual aset dan menyelesaikan divestasi saham di First Pacific. FSPC menyetujui restrukturisasi utang anak perusahaan Kodel Group. Jakarta Initiative Task Force (JITF) telah menyelesaikan restrukturisasi utang perusahaan senilai US$10,10 miliar. Pendekatan penciptaan nilai dalam privatisasi aset milik negara: Industri telekomunikasi mulai terbuka untuk persaingan (Telkom dan Indosat mengakhiri cross holdings). PT Pupuk Kaltim berencana untuk berpisah dari PT Pupuk Sriwijaya sebelum IPO. Rencana privatisasi 2001: Pemerintah berencana memprivatisasi 16 BUMN untuk mencapai target pendapatan Rp 6,5 triliun (US$677 juta), termasuk Indofarma, Pupuk Kaltim, Kimia Farma, Bank Mandiri, Telkom, dan Indosat. Memenuhi target desentralisasi ekonomi: Pemerintah akan merevisi undang-undang otonomi daerah untuk memberikan kejelasan lebih lanjut. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam: Regulasi baru untuk sektor kehutanan membatasi kepemilikan lahan hutan. Pengembangan UMKM: IBRA meluncurkan kembali Program Khusus Percepatan II untuk debitur ritel dan UMKM dengan pinjaman di bawah Rp 5 miliar.
Pernyataan Tanggungjawab
-
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
  • Indonesia Welcomes Improved Cooperation with the IMF and World Bank
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

Perpustakaan Inisiatif Rizal Ramli
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

Rizal Ramli adalah seorang aktivis dan ekonom terkemuka. Dipenjara di jaman Soeharto, Rizal Ramli dikenal karena komitmennya yang teguh terhadap reformasi ekonomi dan pembangunan bangsa. Sebagai sosok penting dalam politik Indonesia, ia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian era Gusdur, di antara berbagai peran penting lainnya. Rizal Ramli dikenang sebagai kritikus ekonomi yang berani dan konsisten, selalu memperjuangkan kebijakan yang lebih baik untuk Indonesia. Warisannya sebagai pahlawan Indonesia yang luar biasa terus hidup melalui kontribusinya yang berdampak.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Tulisan & Pidato RR
  • Aktivis 1970an
  • Ekonomi / Econit
  • Politik
  • Kebijakan & Penjabat
  • Perubahan diluar Sistem
  • Personal
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?